Inter Milan menutup musim Serie A dengan menang 2-0 atas Como di Stadio Giuseppe Sinigaglia. Namun, hasil ini tidak cukup untuk mempertahankan gelar juara setelah Napoli juga menang 2-0 atas Cagliari. Inter yang hanya tertinggal satu poin dari Napoli sebelum laga terakhir, akhirnya harus puas finish di posisi kedua klasemen. FOOTBALL IFY, akan membahas informasi menarik mengenai sepak bola hari ini, simak pembahasan ini.
Meski sempat unggul lebih dulu lewat gol Stefan de Vrij pada menit ke-21 dan tambahan gol Joaquin Correa di babak kedua, Inter tidak bisa mengubah nasib di puncak klasemen. Kemenangan Napoli membuat usaha Inter sia-sia. “Kami sudah melakukan bagian kami, tapi hasilnya di luar kendali kami,” ujar De Vrij kepada DAZN.
Pelatih Simone Inzaghi yang sedang menjalani hukuman larangan di pinggir lapangan memilih merotasi skuad dengan mengistirahatkan beberapa pemain inti, mengingat final Liga Champions melawan PSG yang tinggal seminggu lagi.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Momen Krusial dalam Pertandingan
Inter sebenarnya memiliki peluang emas di menit awal melalui Matteo Darmian yang mendapat umpan silang Federico Dimarco, tapi tendangan volinya digagalkan dengan brilian oleh kiper Como Maximo Perrone. Gol pembuka akhirnya tercipta melalui sundulan De Vrij dari sepak pojok Hakan Calhanoglu.
Como kemudian harus bermain dengan 10 pemain setelah kiper legendaris Pepe Reina menerima kartu merah tepat sebelum turun minum. Ini menjadi momen perpisahan pahit bagi kiper Spanyol itu yang memainkan laga terakhir dalam kariernya.
Di babak kedua, Joaquin Correa berhasil menggandakan keunggulan Inter. Namun, hampir bersamaan dengan gol tersebut, kabar masuk bahwa Romelu Lukaku mencetak gol untuk Napoli, yang akhirnya memupus harapan Inter mempertahankan Scudetto.
Baca Juga: Pulisic Pimpin Kebangkitan AC Milan Lewat Gol dan Assist dalam Kemenangan Atas Bologna
Fokus Kini Beralih ke Final Liga Champions
Kapten Inter Stefan de Vrij mengakui kekecewaan timnya, tapi menekankan pentingnya segera melupakan kegagalan ini dan fokus pada final Liga Champions. “Ada keinginan besar untuk tampil baik di final. Kami sudah bekerja keras sepanjang tahun dan akan berusaha mengakhirinya dengan indah,” tegasnya.
Inter memang tampil konsisten di Liga Champions musim ini, dan final melawan PSG menjadi kesempatan emas untuk menebus kegagalan di Serie A. Dengan skuad yang hampir lengkap dan motivasi tinggi, Nerazzurri bertekad memberikan yang terbaik di pertandingan puncak tersebut.
Pelatih Inzaghi diharapkan bisa mengembalikan mental pemain setelah kekecewaan gagal mempertahankan Scudetto. Final Liga Champions menjadi ajang pembuktian terakhir bagi Inter di musim 2023/2024 ini.
Evaluasi Musim dan Proyeksi ke Depan
Meski gagal mempertahankan Scudetto, musim ini tetap bisa disebut sukses bagi Inter. Mereka meraih Coppa Italia, finish runner-up Serie A, dan lolos ke final Liga Champions. Namun, manajemen klub perlu melakukan evaluasi mendalam, terutama terkait konsistensi di Serie A.
Beberapa pertanyaan besar muncul: Apakah rotasi pemain yang dilakukan Inzaghi terlalu sering? Bagaimana meningkatkan kedalaman skuad untuk bersaing di berbagai kompetisi? Transfer musim panas nanti akan menjadi krusial untuk memperkuat tim inti.
Dengan basis pemain berkualitas dan pengalaman berharga musim ini, Inter tetap menjadi salah satu kekuatan utama Serie A musim depan. Kunci suksesnya adalah mempertahankan pemain kunci seperti Lautaro Martinez dan mencari penambahan pemain berkualitas di lini tengah serta pertahanan. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi mengenai berita sepak bola terbaru lainnya hanya dengan klik footballtodayhd.com.