Jamie Vardy, sang striker legendaris Leicester City, siap mengakhiri perjalanan spektakulernya di klub yang telah dibelanya selama 13 tahun, tepat pada momen penampilannya yang ke-500 untuk The Foxes.
Momen ini dijadwalkan terjadi pada laga kandang melawan Ipswich Town, yang sekaligus akan menjadi perpisahan emosional sang pemain dengan para penggemar di King Power Stadium. Jika kalian ingin mencari informasi sepak bola secara update dan lengkap, kami sarankan anda untuk mengunjungi link berikut ini FOOTBALL IFY.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Perjalanan Karier yang Fenomenal di Leicester City
Jamie Vardy memulai kiprahnya di Leicester City pada tahun 2012 dengan status transfer dari klub non-liga Fleetwood Town dengan nilai £1 juta. Kemudian menjadi sebuah rekor transfer untuk pemain dari non-liga pada masa itu. Ia bersinar luar biasa di klub tersebut, mencetak total 199 gol dalam 499 penampilan sebelum pertandingan terakhirnya. Menjadikannya pencetak gol terbanyak untuk Leicester City di era Premier League.
Tidak hanya menjadi tumpuan gol, Vardy juga menjadi sosok penting di balik kesuksesan Leicester meraih gelar Premier League pada tahun 2016. Sebuah pencapaian yang dianggap sebagai salah satu kisah paling luar biasa di dunia sepakbola modern. Vardy juga turut mengangkat trofi FA Cup pada tahun 2021, melengkapi koleksi gelar prestisiusnya bersama klub.
Tonggak karier tersebut menandai Vardy sebagai salah satu pemain Inggris paling berpengaruh di era modern. Dengan puncak performa berupa rekor mencetak gol dalam 11 pertandingan berturut-turut di Liga Primer. Sekaligus mengukuhkan dirinya sebagai pemain tertua yang meraih Golden Boot Liga Primer pada musim 2019-20.
Perpisahan dan Kisah 500 Penampilan Gemilang
Laga kandang melawan Ipswich akhir pekan ini akan menjadi pertandingan ke-500 bagi Jamie Vardy bersama Leicester City, sekaligus menjadi laga perpisahannya di kandang. Ia juga berambisi untuk mencetak gol ke-200 di kompetisi bersama Leicester dalam laga ini. Jumlah yang sangat mengesankan untuk seorang striker berusia 38 tahun.
Keputusan untuk menjadikan pertandingan kandang ini sebagai pertandingan terakhirnya di markas besar Leicester ditujukan agar Vardy mendapatkan penghormatan maksimal dari klub dan suporternya. Klub bahkan telah merencanakan berbagai acara spesial, termasuk pemberian souvenir, kehadiran sejumlah mantan rekan setim dari masa kejayaan Leicester. Serta kesempatan bagi Vardy untuk menyapa langsung para penggemar setelah pertandingan.
Momen perpisahan ini tidak lepas dari campuran perasaan bahagia dan sedih. Mantan bek Leicester dan teman dekat Vardy, Michael Morrison, menggambarkan situasi ini sebagai “bittersweet,” manis dan pahit. Ia menyebut bahwa meskipun masih ingin melihat Vardy mencetak gol lagi. Ini adalah saat yang pas bagi sang legenda untuk mengakhiri era panjangnya di klub.
Baca Juga: Messi dan Garnacho Kembali ke Argentina untuk Kualifikasi Piala Dunia
Warisan Abadi Jamie Vardy di Leicester City
Jamie Vardy bukan sekadar pemain, melainkan simbol kerja keras, ketekunan, dan keberanian. Dari seorang pemain non-liga menjadi pahlawan klub yang mengalahkan segala prediksi untuk menjadi juara Premier League. Perjalanan hidup dan karier Vardy telah menginspirasi banyak orang.
Vardy dikenal dengan gaya bermainnya yang agresif, kecepatan luar biasa, dan naluri tajam sebagai penyerang yang mematikan. Selain itu, perjuangan hidupnya yang dimulai dari lembah non-liga hingga mencapai puncak sepakbola Inggris memberikan perspektif unik bahwa kerja keras dan keyakinan bisa mengalahkan segala rintangan.