Hidemasa Morita, gelandang tengah andalan Sporting CP, siap menghadapi Timnas Indonesia dalam laga kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026.
Pemain berusia 29 tahun ini telah menunjukkan performa gemilang di bawah asuhan Ruben Amorim, pelatih yang dikenal dengan gaya permainan ofensif dan kontrol bola yang kuat. Morita, yang bergabung dengan Sporting CP pada Juli 2022 dari Santa Clara, telah menjadi pilar penting di lini tengah tim Portugal tersebut. Dibawah ini FOOTBALL IFY akan membahas tentang Hidemasa Morita yang siap menghadapi tajamnya permainan Timnas Indonesia.
Karier di Sporting CP
Hidemasa Morita bergabung dengan Sporting CP pada Juli 2022 setelah dibeli dari Santa Clara dengan harga €3,45 juta. Sejak kedatangannya, Morita langsung menjadi andalan di lini tengah tim yang dilatih oleh Ruben Amorim. Pada musim 2023/2024, Morita memainkan peran kunci dalam membantu Sporting CP meraih gelar juara Liga NOS Portugal. Duetnya dengan Morten Hjulmand di lini tengah sangat solid, di mana Morita dikenal dengan energinya yang besar dan kemampuannya untuk mengisi ruang-ruang kosong di lapangan, sementara Hjulmand lebih fokus pada pertahanan dan menjaga keseimbangan tim.
Gaya permainan yang diterapkan oleh Ruben Amorim sangat cocok dengan kemampuan Morita. Amorim, yang dikenal dengan taktik ofensif dan formasi 3-4-3 yang fleksibel, berhasil menciptakan tim yang dominan di liga domestik dan kompetisi Eropa. Morita, sebagai salah satu pemain kunci, telah mengadopsi gaya permainan ini dengan baik. Menunjukkan kemampuan teknis dan taktis yang luar biasa. Kemampuannya untuk mengontrol permainan dari lini tengah dan memberikan umpan-umpan akurat sangat penting bagi keberhasilan Sporting CP.
Selain kontribusinya di level klub, Morita juga menjadi andalan di tim nasional Jepang. Ia selalu bermain sejak menit awal dalam empat laga Jepang di Grup C kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Dalam pertandingan terakhir melawan Australia yang berakhir imbang 1-1, Morita bahkan dipercaya menjadi kapten tim. Kemampuannya untuk mengontrol permainan dari lini tengah membuatnya menjadi pemain kunci bagi Jepang. Yang saat ini berada di puncak klasemen Grup C dengan 10 poin dari empat pertandingan.
Baca Juga: Tottenham Hotspur Picu Opsi Dalam Kontrak Son Heung-min
Gaya Kepelatihan Ruben Amorim
Ruben Amorim dikenal dengan gaya kepelatihannya yang ofensif dan kontrol bola yang kuat. Yang telah membawa kesuksesan besar bagi Sporting CP. Sejak mengambil alih tim pada Maret 2020, Amorim telah mengimplementasikan formasi 3-4-3 yang fleksibel. Yang memungkinkan timnya untuk mendominasi penguasaan bola dan menciptakan banyak peluang di depan gawang. Dalam formasi ini, tiga bek tengah memberikan stabilitas di lini belakang. Sementara dua wing-back yang dinamis sering kali naik membantu serangan, menciptakan kelebihan jumlah di sayap. Di lini tengah, Amorim menggunakan dua gelandang bertahan yang mampu mengontrol tempo permainan dan memberikan perlindungan bagi lini belakang.
Gaya permainan Amorim juga menekankan pada pressing tinggi dan transisi cepat dari bertahan ke menyerang. Ketika kehilangan bola, pemain-pemain Sporting CP segera menekan lawan untuk merebut kembali penguasaan bola secepat mungkin, sering kali di area yang tinggi di lapangan. Hal ini memungkinkan mereka untuk memanfaatkan kesalahan lawan dan menciptakan peluang gol dengan cepat. Selain itu, Amorim juga dikenal dengan kemampuannya dalam mengembangkan pemain muda. Memberikan kesempatan kepada talenta-talenta muda untuk tampil di tim utama dan berkembang di bawah bimbingannya.
Di bawah kepemimpinannya, Sporting CP telah meraih beberapa gelar domestik, termasuk dua gelar Liga NOS Portugal dan satu Piala Portugal. Kesuksesan ini tidak hanya menunjukkan efektivitas taktik Amorim, tetapi juga kemampuannya dalam memotivasi dan mengelola tim. Dengan pendekatan yang inovatif dan adaptif, Ruben Amorim telah membuktikan dirinya sebagai salah satu pelatih muda terbaik di Eropa. Dan gaya kepelatihannya yang dinamis terus membawa Sporting CP ke puncak kesuksesan.
Performa di Timnas Jepang
Hidemasa Morita telah menjadi pilar penting bagi Timnas Jepang sejak debutnya pada 11 September 2018 di bawah pelatih Hajime Moriyasu. Sebagai gelandang tengah, Morita dikenal dengan kemampuan bertahannya yang kokoh, visi permainan yang tajam, dan kemampuan untuk mengontrol tempo permainan dari lini tengah. Hingga saat ini, ia telah mencatatkan 34 penampilan untuk Timnas Jepang, mencetak tiga gol.
Pada kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Morita selalu menjadi pilihan utama di lini tengah Jepang, bermain penuh dalam empat pertandingan di Grup C. Dalam pertandingan terakhir melawan Australia yang berakhir imbang 1-1, Morita bahkan dipercaya menjadi kapten tim, menunjukkan kepercayaan yang besar dari pelatih dan rekan-rekannya.
Performa Morita di level internasional tidak hanya terbatas pada kualifikasi Piala Dunia. Ia juga tampil mengesankan di Piala Asia 2023, di mana Jepang mencapai perempat final sebelum dikalahkan oleh Iran. Dalam turnamen tersebut, Morita menunjukkan kemampuan bertahannya yang solid dan kontribusi ofensifnya. Termasuk mencetak satu gol penting dalam kemenangan 2-1 melawan Vietnam di babak penyisihan grup. Kemampuannya untuk bermain di berbagai posisi di lini tengah, termasuk sebagai gelandang bertahan dan gelandang serang, membuatnya menjadi aset berharga bagi Timnas Jepang.
Kesimpulan
Hidemasa Morita, anak didik Ruben Amorim, siap menghadapi tantangan besar melawan Timnas Indonesia. Dengan pengalaman dan kualitas yang dimilikinya, Morita diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi Jepang dalam upaya mereka untuk lolos ke Piala Dunia FIFA 2026. Pertandingan ini akan menjadi ujian penting bagi kedua tim, dan para penggemar sepak bola di seluruh dunia akan menantikan aksi-aksi menarik dari para pemain di lapangan.
Ikuti terus perkembangan informasi menarik yang kami suguhkan dengan akurasi dan detail penjelasan lengkap, simak penjelasan lainnya seputar bola dengan klik link footballboots68.com.